Welcome

Selasa, 08 Maret 2011

HIDUP

Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu
bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga
merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau
dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu
menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu,
namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan
dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi
pula terpencil dari keakraban dan perhatian.

Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati
kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas
yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan
fikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala
tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang
nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu,
bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang
kosong.
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgahsana agung; di sekelilingmu
berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu
penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu,
memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung
kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu
kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi
raga mereka.
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian,
berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah,
seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak
nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan
kehangatan persaudaraan.
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita,
menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia
memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati,
"Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan
hatinya dengan hati manusia lain."
Namun, bilamana kuamati lagi, di sebalik hatimu yang bersalut cinta terdapat
hati lain yang kesunyian, meratap hendak menyatakan cintanya pada wanita;
dan di sebalik jiwamu yang sarat cinta, terdapat jiwa lain yang hampa,
bagaikan awan yang mengembara, menjadi titik-titik air mata kekasihmu...
Hidupmu, wahai saudaraku, merupakan tempat tinggal sunyi yang terpisah
dari wilayah penempatan orang lain, bagaikan ruang tengah rumah yang
tertutup dari pandangan mata tetangga. Seandainya rumahmu tersalut oleh
kegelapan, sinar lampu tetanggamu tak dapat masuk meneranginya. Jika
kosong dari persediaan kemarau, isi gudang tetanggamu tak dapat mengisinya.
Jika rumahmu berdiri di atas gurun, engkau tak dapat memindahkannya ke
halaman orang lain, yang telah diolah dan ditanami oleh tangan orang lain. Jika
rumahmu berdiri di atas puncak gunung, engkau tak dapat memindahkannya
atas lembah, kerana lerengnya tak dapat ditempuh oleh kaki manusia.
Kehidupanmu, saudaraku, dibaluti oleh kesunyian, dan jika bukan kerana
kesepian dan kesunyian itu, engkau bukanlah engkau, dan aku bukanlah aku.
Jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, aku akan percaya kiranya aku
memandang wajahmu, itulah wajahku sendiri yang sedang memandang cermin.

(Dari 'Suara Sang Guru')
Khalil Gibran

IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari
kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam
rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun
yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi
yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya
dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan
membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

Oleh:
Khalil Gibran

Senin, 07 Maret 2011

"Suara Kita"

Gelap.pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
praktek-praktek tidak menjanjikan manfaat.

Gelap. masa depanku gelap.
Kita adalah angkatan ikutan,
Yang diperanakkan oleh angkatan kurangajar.
Dasar pendidikan kita adalah patut
Bukan tukar pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
Bukan ilmu menguraikan.
Kita tidak paham uraian lurus,
Karena tidak diajarkan logika atau filsafat.
Kita kurang pendidikan dalam hal keadilan,
Karena tidak diajarkan untuk berpolitik.
Apakah memang kita tidak dibolehkan
Untuk mengerti itu semua?
Ataukah kita hanya disiapkan
Untuk menjadi budak?
Pendidikan negeri ini berkiblat di Barat.
Di sana anak-anak di siapkan
Untuk menjadi alat dari  teknologi
Dan teknologi mereka selalu berjalan tanpa  ada henti.
Tetapi kita disiapkan untuk alat apa?
Inilah gambaran rata-rata
Pemuda kita.
Kita dikelilingi dengan kebingungan,
Yang hanya diam menikmati apa yang ada dan  santai
Di dalam kebodohan,
Kita hanya bisa membeli dan memakai
Tanpa bisa menciptakan.
Kita tidak bisa memimpin,
Namun mampu berkuasa.
Siapa yang perlu kita salahkan?
Banyak pengangguran berkeliaran sana sini.
Negeri gede terlihat seakan sempit, harta berlimpah  tak  ada gunanya.
Kita berhak diberi ijazah.
Dianggap sebagai orang terpelajar,
Tanpa diuji pengetahuannya.

Gelap, hidup ini terlihat gelap..
Katanya negeri berakhlak.
Sementara hukum dihianati berulang kali.
pembunuhan, pembantaian, kebodohan, kemiskinan di anggap hal yang wajar.
Kebangkrutan, korupsi merajalela di mana-mana.
Apa yang harus kita banggakan pada negeri ini?
Di dalam kemabukan,
Wajah busuk akan terlihat sebagai purnama.
Ach,, masa bodoh haruskah kata itu yang kita ucapkan?
Trus apa jadinya Negara ini kedepan?
Entahlah?

Gelap,  semua terlihat gelap.
Kita adalah calon penerus yang kolot.

Referensi
W.S. RENDRA

"fikirQ

Apa anda tahu apa itu cermin??
ya!!tentu.... semua pasti tahu....

cermin biasa kita gunakan untuk melihat sesuatu dalam bentuk nyata, dimana sulit untuk kita nilai sendiri, bukan itu saja, selain sebagai penilai yang handal,cermin juga dapat meniru apa saja yang ada didekatnya, yang tentunya bisa dijangkau, kurang lebih begitu.
beda halnya dengan "bintang"..... bintang! tenang rasanya menyebut nama itu, sangat indah! banyak orang tua menamai anaknya bintang, entah apa alasannya? mungkin karena sifatnya, memberi kebahagiaan bagi siapapun yang menatapnya subuhannallah, sungguh mulia!

terkadang terlintas dalam benakku saat ku memandangnya, dalam pikirku mengatakan "mengapa hanya saat malam dia muncul? dan kenapa hanya pada saat tertentu dia ada??" memang terkadang aku sering memperhatikan apa yang kulihat, apa lagi itu tentang hal yang unik.,sekilas kemudian ku mulai berlogika " ya... siang mungkin ada, tapi tidak terlihat, sebab cahaya yang dipancarkan oleh matahari lebih terang, kemudian munculnya hanya pada saat tertentu, bisa jadi karena musim, seperti musim hujan,adanya kabut, dapat menghalangi sinarnya". mungkin seperti itu.

huu jadi banyak ngoce nie... sebenarnya nggak tau kenapa, aku merasa ada sebuah "lesson" yang dapat ku ambil dari penjelasan tadi,cermin menurutku sangat unik, kenapa?? Karena setiap waktu, setiap menit, bahkan setiap detik, dia selalu menemui bermacam-macam keluhan, ada yang mengomentari pakaiannya, tubuhnya, bahkan wajahnya. betul.... memang manusia tak akan merasa puas, dengan apa yang didapatkan. andai cermin bisa ngomong, udah pada protes kle.... hum... entahlah!?.

kemudian bintang, jaraknya jauh, tapi bisa memberikan ketenangan, kenyamanan, apalagi pada saat cerah ditemani cahaya bulan yang terang benderang, huuu....indah...!!siapa pun pasti membutuhkannya,itu sich menurut pendapatku..

tapi, apa kalian pernah dengar, bintang memerlukan adanya manusia?? hebat jika itu benar ada.mungkin inilah salah satu bukti, bahwa memang manusia ditakdirkan sebagai khalifah di muka bumi, semua disediakan untuk manusia, hahahaha.... sok tau yach.....???

hum.. sesungguhnya aku mengagumi mereka, dan sebagian benda lainnya.....ku mulai berandai, jika posisi itu ada padaku, apa aku bisa seperti mereka..?? tidak itulah jawabku,.aku takan mampu setiap waktu memberikan ketenangan, kenyamanan, untuk semua orang, aku juga takan sanggup melayani, menghadapi, mendengarkan keluhan-keluhan yang terus menerus datang padaku,apa lagi saat lagi down, bisa-bisa bakal perang dunia ke-3, wow segitu amat yea, amat aja ngga pusing.. hauhau....

terkadang kita tidak memperhatikan sesuatu di sekitar kita, yang tadinya itu hal biasa, tapi sebenarnya cukup bermanfaat.
tak ada niat lain, cuma pengen berpendapat.. bila ada yang tersinggung maaf deh...peace -_-